Setiap tahun, jutaan umat muslim di seluruh dunia berkumpul di Mekah untuk menunaikan ibadah haji, salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali dalam seumur hidup bagi yang mampu secara finansial dan fisik. Sebagai pendamping dalam perjalanan ibadah haji, pemahaman atas rangkaian ibadah haji sesuai sunnah sangatlah penting. Artikel ini akan membahas secara detail rangkaian ibadah haji sesuai sunnah, agar anda dapat menunaikan ibadah haji dengan lancar dan sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw.
Ihram
Rangkaian ibadah haji dimulai dengan ihram, yaitu pernyataan niat untuk menunaikan ibadah haji dengan cara memakai pakaian khusus yang terdiri dari dua potong kain putih. Selama tahap ihram, haji harus memperhatikan perintah-perintah Allah, menghindari segala jenis yang diharamkan dan memperbanyak doa serta dzikir. Biasanya, haji akan memakai kain ihram tersebut dari Miqat, yaitu tempat awal memasuki wilayah haram Mekah.
Thawaf
Setelah berihram, haji harus melaksanakan thawaf, yaitu melakukan tujuh kali putaran mengelilingi Ka’bah dengan arah searah jarum jam sambil membaca doa. Tujuh kali putaran thawaf melambangkan jumlah langit dan bumi. Haji harus berusaha untuk berjalan mengelilingi Ka’bah dengan khusyuk dan penuh khidmat, karena saat ini dia sedang bersama jutaan muslim lainnya dalam ibadah yang sama.
Sa’i
Selanjutnya, haji harus menunaikan sa’i, yaitu berlari sebanyak tujuh kali bolak-balik antara bukit Safa dan Marwah. Sa’i dilakukan untuk mengenang perjuangan Siti Hajar mencari air untuk anaknya, Ismail, sehingga menjadi salah satu rukun haji yang wajib dilakukan. Selama perjalanan dari Safa ke Marwah, haji harus berjalan dengan hati tenang dan penuh harapan.
Wukuf di Arafah
Hari kesembilan bulan Dzulhijjah, haji harus menunaikan wukuf, yaitu berdiam diri di Arafah dari matahari terbit hingga terbenam. Wukuf di Arafah merupakan salah satu ritus paling penting dalam ibadah haji, di mana haji dituntut untuk memohon ampun dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Selama wukuf, haji harus memperbanyak ibadah dan dzikir, serta bertawassul kepada Allah mohon penghapusan dosa dan kesalahan.
Mabit di Muzdalifah
Setelah menunaikan wukuf di Arafah, haji harus menuju Muzdalifah untuk melaksanakan mabit, yaitu bermalam secara sederhana di tempat yang diatur. Mabit di Muzdalifah merupakan pengalaman yang unik bagi para haji, di mana mereka akan menjalankan sholat Maghrib dan Isya secara berjamaah.
Mina dan Tirak
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, haji harus pergi ke Mina dan melontar jumrah, yaitu melempar tujuh kerikil ke tiga jumrah yang disimbolkan oleh patung setan. Melontar jumrah merupakan tindakan simbolik untuk menunjukkan ketentuan dan ketegasan dalam menolak godaan syetan. Setelah melontar jumrah, haji harus mencukur rambut sebagai tanda keluar dari ihram dan melanjutkan dengan menunaikan thawaf.
Tawaf Ifadah
Setelah selesai melontar jumrah, haji kembali ke Mekah untuk melaksanakan tawaf Ifadah, yaitu melakukan tujuh kali putaran mengelilingi Ka’bah dengan arah searah jarum jam. Tawaf Ifadah dilakukan sebagai pengganti thawaf yang dilakukan sebelumnya sambil mengenakan pakaian ihram. Tawaf ini menandai berakhirnya rangkaian umrah, sedangkan melontar jumrah menandai mendekatinya waktu penyembelihan kurban.
Tasyrik
Haji harus tetap berada di Mina untuk tiga hari sebelum kembali ke Mekah untuk melaksanakan tasyrik. Tasyrik merupakan rangkaian ibadah haji yang terdiri dari melontar jumrah pada tiga tempat yang berbeda selama tiga hari berturut-turut. Melontar jumrah selama rangkaian tasyrik memiliki arti khusus, yaitu melepaskan diri dari segala kebencian, amarah atau rasa dengki dengan menjauhkan diri dari syetan.
Kembali ke Mekah
Setelah melaksanakan rangkaian ibadah haji, haji kembali ke Mekah untuk melakukan thawaf wada, yaitu thawaf terakhir sebelum meninggalkan Mekah. Sebagai tanda bahwa ibadah haji telah selesai, haji harus melakukan thawaf wada dengan khusyuk dan sepenuh hati, sambil berdoa agar ibadah haji yang telah dilaksanakan diterima Allah.
Dalam rangkaian ibadah haji sesuai sunnah, seluruh kegiatan harus dilakukan dengan penuh khusyuk dan keikhlasan, dengan tetap memperhatikan ketentuan agama dan aturan yang ada. Dalam melaksanakan ibadah haji, selalu ingat untuk selalu mengingat Allah dan memohon ampun, dan berpesan untuk mohon doa para saudara muslim di seluruh dunia. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.