Skip to content
Home » Bolehkah Bersetubuh Ketika Umrah? Panduan Lengkap bagi Jamaah

Bolehkah Bersetubuh Ketika Umrah? Panduan Lengkap bagi Jamaah

Bolehkah Bersetubuh Ketika Umrah? Panduan Lengkap bagi Jamaah

Umrah adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Berbeda dengan haji, umrah dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun dan merupakan kesempatan bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun, ada banyak pertanyaan seputar pelaksanaan umrah, salah satunya adalah tentang status hubungan suami istri, terutama bersetubuh, saat menjalani ibadah ini. Artikel ini akan membahas berbagai aspek terkait masalah ini secara mendalam.

1. Apa Itu Umrah?

Sebelum membahas masalah bersetubuh, penting untuk memahami apa itu umrah. Umrah adalah salah satu bentuk ibadah yang dilakukan di Makkah, Arab Saudi, yang melibatkan rangkaian ritual seperti tawaf (mengelilingi Ka’bah) dan sa’i (berlari kecil antara bukit Safa dan Marwah). Umrah dapat dilakukan kapan saja dalam setahun, tidak seperti haji yang memiliki waktu tertentu.

Umrah terdiri dari beberapa tahapan:

  • Ihram: Memasuki keadaan suci dengan mengenakan pakaian tertentu dan melafalkan niat.
  • Tawaf: Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
  • Sa’i: Berjalan antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
  • Tahallul: Mengakhiri umrah dengan mencukur rambut atau memotongnya untuk lelaki, dan memotong ujung rambut untuk wanita.

2. Status Bersetubuh dalam Ibadah Umrah

Menurut sebagian besar ulama, bersetubuh ketika umrah tidak diperbolehkan. Hal ini karena terdapat beberapa larangan yang berlaku selama pelaksanaan umrah yang terkait dengan status ihram. Ketika seorang jamaah masuk dalam keadaan ihram, ada sejumlah larangan yang harus dipatuhi, termasuk:

  • Memotong kuku
  • Berburu
  • Memakai parfum
  • Bersetubuh

2.1. Dasar Hukum

Larangan bersetubuh ketika melakukan umrah berdasarkan beberapa hadis dan sumber hukum Islam. Salah satu hadis yang sering dijadikan rujukan adalah hadis dari Abu Hurairah yang meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Apabila seorang dari kalian telah mengenakan ihram, maka ia tidak boleh berhubungan dengan istrinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa hubungan intim saat sedang menjalani ihram (baik pada umrah maupun haji) merupakan suatu larangan.

BACA JUGA:   Umroh Bayi 2 Tahun: Panduan Lengkap Biaya dan Persiapan

3. Konsekuensi Jika Melanggar Larangan

Melanggar larangan ini dapat mengakibatkan konsekuensi yang cukup serius. Jika seorang jamaah melakukan hubungan seksual dalam keadaan ihram, maka ia diwajibkan untuk membayar dam, yaitu mengorbankan hewan (seperti unta, sapi, atau domba) sebagai penebus dosa tersebut. Proses ini menambah kesulitan dan biaya bagi jamaah yang telah melakukan pelanggaran.

3.1. Jenis Dam

Ada beberapa jenis dam yang dapat dibayarkan, tergantung pada situasi pelanggaran:

  • Dam Pertama: Jika pelanggaran adalah bersetubuh, jamaah harus mengorbankan hewan.
  • Dam Kedua: Jika pelanggaran mengakibatkan excretion atau hal-hal lain yang melanggar ihram, maka dapat berupa puasa.

4. Alternatif bagi Suami Istri Saat Umrah

Meskipun bersetubuh dilarang, suami istri masih dapat saling memberikan suport emosional dan menjalani ibadah dengan semangat. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan agar ikatan suami istri tetap terjaga selama umrah:

4.1. Menjalin Komunikasi

Suami dan istri dapat saling berkomunikasi dengan baik. Diskusikan tentang ibadah yang sedang dilaksanakan, harapan, dan tujuan masing-masing selama umrah. Hal ini dapat membantu menjaga keharmonisan hubungan.

4.2. Melakukan Ibadah Bersama

Menghabiskan waktu bersama melakukan ibadah juga gencar dilakukan. Tawaf dan sa’i dapat dilakukan secara bersamaan, di mana suami dan istri dapat saling mengingatkan untuk menjaga fokus dalam beribadah.

4.3. Memanfaatkan Waktu untuk Berdzikir

Suami dan istri dapat bersama-sama berdzikir, berdoa, dan membaca Al-Qur’an. Ini adalah cara yang baik untuk memperkuat ikatan spiritual dan saling mendekatkan diri kepada Allah saat melakukan umrah.

5. Hikmah di Balik Larangan Bersetubuh

Larangan bersetubuh selama umrah mengandung hikmah yang mendalam. Tanpa hubungan seksual dan berfokus pada ibadah dapat meningkatkan kosentrasi dalam spiritualitas dan meningkatkan rasa kedekatan dengan Allah. Ini juga memberikan kesempatan bagi pasangan untuk mengutamakan perjuangan dalam melaksanakan kewajiban agama.

BACA JUGA:   Umroh dan Haji: Memahami Perbedaan dan Hubungannya

5.1. Meningkatkan Rasa Disiplin

Dengan adanya batasan yang dalam hal ini adalah larangan bersetubuh, pasangan dapat belajar tentang disiplin dan pengendalian diri. Setiap ibadah pasti memiliki aturan dan tatacaranya, yang membantu umat Muslim untuk patuh pada ajaran-Nya.

5.2. Membentuk Rasa Kebersamaan

Selama proses ibadah dalam umrah, pasangan yang selalu menjaga kehususan ibadah bersama-sama juga menghadapi tantangan dan kesulitan dengan kolektif. Hal ini menjadikan hubungan mereka semakin erat dan memperkuat rasa kebersamaan.

6. Kesimpulan: Menjalani Umrah dengan Bijak

Meskipun isu bersetubuh selama umrah menjadi salah satu topik yang sering dipertanyakan, adalah penting untuk melaksanakan ibadah ini dengan penuh pengertian dan menghormati batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh syariat. Dengan menghindari larangan-larangan saat ihram, termasuk bersetubuh, jamaah dapat menjalani umrah dengan khusyuk dan berfokus pada Ibadah kepada Allah.Substansi dari umrah bukan hanya sekadar ritual fisik, melainkan juga adalah momen spiritual yang memperkuat iman.