Skip to content
Home ยป Bolehkah Berhubungan Saat Umroh? Klarifikasi dan Dasar Hukum

Bolehkah Berhubungan Saat Umroh? Klarifikasi dan Dasar Hukum

Bolehkah Berhubungan Saat Umroh? Klarifikasi dan Dasar Hukum

Umroh merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sebagai ibadah yang dapat dilakukan kapan saja, banyak umat Muslim yang menantikan kesempatan untuk melaksanakannya. Namun, di tengah semangat untuk beribadah, muncul pertanyaan yang sering ditanyakan: "Bolehkah berhubungan suami istri saat umroh?" Artikel ini akan membahas secara mendetail mengenai hukum dan etika berhubungan suami istri selama umroh.

Pengertian Umroh dalam Islam

Umroh adalah salah satu jenis ibadah yang dilakukan dengan serangkaian ritual di Kota Suci Makkah. Umroh dianggap sebagai "haji kecil" dan dapat dilakukan kapan saja, tidak seperti ibadah haji yang memiliki waktu tertentu. Dalam umroh, ada beberapa rangkaian kegiatan seperti Ihram, Tawaf, Sa’i, dan Tahallul. Setiap ritu memiliki keutamaan dan fadhilah tersendiri dalam pandangan agama Islam.

Rangkaian Ibadah Umroh

  1. Ihram: Proses memasuki keadaan suci untuk beribadah dengan mengenakan pakaian khusus dan niat yang tulus.
  2. Tawaf: Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
  3. Sa’i: Berjalan antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
  4. Tahallul: Memotong atau mencukur rambut sebagai tanda selesai berumrah.

Setiap langkah ini dilakukan dengan penuh konsentrasi dan ketulusan, sebagai wujud penghambaan kepada Allah SWT.

Status Berhubungan Suami Istri dalam Kondisi Ihram

Ketika sedang dalam keadaan ihram, yang merupakan fase awal dalam umroh, terdapat larangan-larangan tertentu yang harus dipatuhi. Di antara larangan tersebut adalah larangan berhubungan intim antara suami dan istri. Hal ini tertuang dalam beberapa sumber klasik dan modern mengenai hukum Islam.

Dasar Larangan Berhubungan Saat Ihram

  1. Al-Qur’an dan Hadis: Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, "Dan tidak ada dosa atas kalian dalam mencampuri istri-istri kalian, selama kalian telah menyelesaikan ibadah haji, atau umroh di bulan-bulannya yang ditentukan." (Surah Al-Baqarah: 197). Ayat tersebut menjelaskan bahwa hubungan suami istri diperbolehkan setelah ibadah haji atau umroh selesai.
  2. Ijmak (Konsensus Ulama): Para ulama sepakat bahwa selama ihram, berhubungan suami istri adalah terlarang. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas, di mana Nabi Muhammad SAW melarang berhubungan intim saat dalam keadaan ihram.
BACA JUGA:   Apa yang Harus Dilakukan Saat Menunaikan Ibadah Umroh

Larangan ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan fokus ibadah selama umroh sehingga pasangan yang melaksanakan umroh dapat sepenuhnya berkonsentrasi kepada Allah dan ritus yang sedang dilaksanakan.

Sikap dan Etika dalam Beribadah Umroh

Saat melakukan umroh, sangat penting untuk memperhatikan sikap dan etika, tidak hanya terhadap ibadah yang dilakukan tetapi juga terhadap pasangan. Berikut adalah beberapa sikap etis yang sebaiknya diterapkan oleh pasangan suami istri selama melaksanakan umroh:

Menjaga Kesucian

  1. Menghindari Perilaku yang Tidak Patut: Dalam keadaan suci, penting untuk menjaga perilaku, ucapan, dan tindakan agar tidak merusak kesucian ibadah. Ini termasuk menjaga jarak dari tindakan yang dianggap maksiat.
  2. Fokus pada Ibadah: Usahakan agar ibadah umroh menjadi fokus utama selama berada di Makkah. Hindari gangguan yang bisa mengalihkan perhatian dari ritus ibadah yang sedang dilakukan.

Menghargai Pasangan

  1. Memberikan Dukungan Emosional: Pasangan sebaiknya saling mendukung, baik secara emosional maupun spiritual dalam melaksanakan umroh. Ini bisa dilakukan dengan saling mengingatkan untuk fokus beribadah dan saling membantu saat menjalani setiap ritu.
  2. Mematuhi Aturan Bersama: Bicarakan dan sepakati bersama tentang aturan dan lama waktu umroh yang akan dilaksanakan. Dengan kesepakatan ini, akan muncul keterikatan dan keharmonisan dalam menjalankan ibadah.

Menyelesaikan Umroh dan Perubahan Status

Setelah menuntaskan semua rangkaian umroh, status untuk suami istri pun berubah. Pada saat tahallul, yang menandai akhir dari umrah, pasangan dapat melanjutkan hubungan mereka, mengikuti kehalalan yang diizinkan dalam Islam.

Tahallul dan Hubungan Suami Istri

Setelah tahallul, sebagai tanda bahwa umroh telah selesai, pasangan dapat melanjutkan kehidupan intim mereka. Ini adalah fase di mana mereka juga harus kembali ke rutinitas sehari-hari, tetapi dengan tingkat kekhusukan dan kesadaran yang lebih tinggi tentang iman dan taqwa.

BACA JUGA:   Panduan Lengkap: Hubungan Suami Istri Saat Umroh & Hukumnya dalam Islam

Kesimpulan: Beribadah dengan Penuh Kesadaran

Ibadah umroh bukan hanya sekadar menjalankan ritual semata, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam. Selama beribadah umroh, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil, termasuk tentang hubungan suami istri. Pertanyaan mengenai "bolehkah berhubungan suami istri saat umroh" dapat dijawab dengan tegas berdasarkan hukum Islam. Selama dalam keadaan ihram, berhubungan intim dilarang, dan setelah selesai umroh, pasangan dapat kembali menikmati kehidupan suami istri dalam kerangka yang halal.

Dengan kesadaran ini, diharapkan para pasangan yang melaksanakan umroh dapat menjalankan ibadahnya dengan baik dan penuh ketulusan, menjadikan momen ini sebagai titik tolak dalam menguatkan iman dan kehidupan rumah tangga mereka.