Skip to content
Home » CARA PELAKSANAAN IBADAH HAJI

CARA PELAKSANAAN IBADAH HAJI

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang hanya dilakukan oleh umat Muslim yang mampu secara materi dan fisik. Sebelum melakukan ibadah haji, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan syariat Islam. Berikut adalah beberapa tips dan panduan untuk melaksanakan ibadah haji dengan baik.

Persiapan Sebelum Berangkat ke Tanah Suci

Sebelum berangkat menuju Tanah Suci, seorang jamaah haji harus menyelesaikan berbagai persiapan terlebih dahulu. Beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain:

1. Mendapatkan Paspor dan Visa

Sebelum berangkat ke Arab Saudi, jamaah haji harus memiliki paspor dan visa. Paspor harus memiliki masa berlaku minimal enam bulan karena jika kurang dari itu maka jamaah haji akan ditolak oleh pihak imigrasi Arab Saudi. Selain itu, jamaah haji juga harus memiliki visa haji yang dikeluarkan oleh Kementerian Haji dan Umrah.

2. Vaksinasi

Setiap jamaah haji wajib divaksinasi sebelum berangkat ke Tanah Suci. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya wabah penyakit di tengah-tengah jamaah haji. Beberapa vaksin yang wajib diberikan antara lain vaksin meningitis, vaksin tifoid, dan vaksin cacar.

3. Mengikuti Bimbingan Manasik Haji

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, jamaah haji harus mengikuti bimbingan manasik haji. Bimbingan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang tata cara melaksanakan ibadah haji, mulai dari thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mina, hingga mabit di Muzdalifah.

BACA JUGA:   Syarat Wajib Ibadah Haji

4. Persiapan Materi dan Fisik

Selain persiapan administrasi dan kesiapan mental, jamaah haji juga harus mempersiapkan kondisi fisiknya. Ia harus berlatih jalan kaki dalam jarak yang cukup jauh, berolahraga secara teratur, dan makan makanan yang sehat dan bergizi. Jamaah haji juga harus mempersiapkan seluruh perlengkapan haji seperti pakaian ihram, tas, perlengkapan mandi, dan lain-lain.

Pelaksanaan Ibadah Haji

1. Tahap Pertama: Ihram

Jamaah haji masuk ke dalam status ihram ketika telah mencapai miqat, yaitu batas terdekat dari Masjidil Haram. Pada tahap ini, jamaah haji mengenakan pakaian ihram yang terdiri dari dua lembar kain putih yang dijahit tanpa jahitan. Selama dalam status ihram, jamaah haji tidak diperbolehkan melakukan tindakan-tindakan tertentu seperti mencukur atau memotong rambut, mengenakan wewangian, atau melakukan hubungan suami istri.

2. Tahap Kedua: Thawaf

Setelah berada di dalam Masjidil Haram, jamaah haji melakukan thawaf yaitu mengelilingi Kaaba sebanyak tujuh kali dengan arah putaran searah jarum jam. Thawaf diawali dengan membuka pakaian ihram pada bagian bahu kanan, kemudian berjalan menuju Hajar Aswad (batu hitam) sambil membaca doa tertentu. Setelah itu, jamaah haji mulai melakukan thawaf dengan tetap berada di dalam lingkaran Kaaba.

3. Tahap Ketiga: Sa’i

Setelah menyelesaikan thawaf, jamaah haji harus melakukan sa’i yaitu berlari-lari kecil antara dua bukit yaitu bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i ini mengingatkan umat Muslim tentang kisah Hajar yang mencari air untuk putranya, Nabi Ismail di padang pasir. Sa’i diawali dengan naik ke bukit Safa dan membaca doa tertentu, kemudian turun ke Marwah dengan tetap membaca doa tertentu.

4. Tahap Keempat: Mabit Muzdalifah

Mabit di Muzdalifah adalah salah satu rukun haji yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Jamaah haji menghabiskan malam di Muzdalifah dan shalat Maghrib dan Isya dilakukan secara berjamaah. Selain itu, jamaah haji juga mengumpulkan batu untuk digunakan pada tahapan berikutnya.

BACA JUGA:   Daftar Nama Calon Haji 2019: Tuntas dan Lengkap

5. Tahap Kelima: Melempar Jumrah

Saat berada di Mina, jamaah haji harus melempar tiga buah jumrah yaitu jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah. Proses ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut, dimulai pada tanggal 10 Dzulhijjah. Melempar jumrah dilakukan dengan melemparkan batu ke tembok yang melambangkan syaitan.

6. Tahap Terakhir: Tawaf Ifadah

Setelah melempar jumrah, jamaah haji harus mengulangi thawaf, namun kali ini hanya sebanyak satu kali dengan wajib mengucapkan doa tertentu pada setiap putaran.

Kesimpulan

Ibadah haji adalah wujud ketaatan umat Muslim kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Melaksanakan ibadah haji bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi juga peluang untuk memperbaiki diri dan meningkatkan spiritualitas. Oleh karena itu, persiapkan diri secara matang agar ibadah haji dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam.