Skip to content
Home » Haji Tidak Mabrur: Penyebab dan Cara Menghindarinya

Haji Tidak Mabrur: Penyebab dan Cara Menghindarinya

Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mampu secara finansial dan fisik. Selain sebagai kewajiban, haji juga merupakan ibadah yang sangat istimewa karena dilakukan langsung di tanah suci, yaitu Makkah dan Madinah. Namun, tidak semua haji dianggap mabrur atau diterima oleh Allah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan haji tidak mabrur.

Penyebab Haji Tidak Mabrur

Keinginan Duniawi yang Masih Duluan

Salah satu penyebab haji tidak mabrur adalah keinginan duniawi yang masih terlalu kuat. Artinya, seorang jamaah haji masih merasa tergoda dengan keinginan-keinginan duniawi seperti uang, harta, atau popularitas, sehingga tidak sepenuhnya fokus dalam menjalankan ibadahnya. Akibatnya, haji yang dilakukan hanya sebatas formalitas tanpa benar-benar mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah.

Masih Mempunyai Hutang

Seseorang yang masih memiliki hutang atau tanggungan lain, sebaiknya menyelesaikan hutang tersebut sebelum melaksanakan ibadah haji. Sebab, haji yang dilakukan saat masih memiliki hutang, bisa jadi tidak diterima oleh Allah karena belum membayar hak orang lain secara lunas. Oleh karena itu, sebaiknya selesaikan hutang terlebih dahulu sebelum berangkat ke tanah suci.

Tidak Menghormati Sesama Kaum Muslimin

Seorang jamaah haji juga harus memperhatikan hubungan sosialnya selama beribadah di tanah suci. Tidak menghormati sesama muslimin atau bertindak kasar dan tidak sopan, bisa menyebabkan haji tidak mabrur. Pasalnya, ibadah haji juga berkaitan dengan keakraban dan kebersamaan bersama umat Islam yang berbeda ras, bahasa, dan negara. Oleh karena itu, jangan pernah meremehkan atau menghina orang lain selama menjalankan ibadah haji.

BACA JUGA:   Hukum Haji 2 Kali: Apakah Diperbolehkan Dalam Islam?

Cara Menghindari Haji Tidak Mabrur

Meningkatkan Kualitas Ibadah

Untuk menghindari haji tidak mabrur, seorang jamaah haji harus meningkatkan kualitas ibadahnya selama di tanah suci. Caranya adalah dengan memperbanyak doa, membaca Al-Quran, dan berzikir kepada Allah. Selain itu, seorang jamaah haji juga harus waspada terhadap godaan duniawi seperti menjaga diri dari godaan pacaran, bergaul dengan teman yang buruk, dan bermain judi.

Menyelesaikan Hutang dan Membayar Zakat

Sebelum berangkat ke tanah suci, pastikan bahwa semua hutang sudah dilunasi dan zakat sudah dibayar secara benar. Ini adalah salah satu persyaratan utama dalam melaksanakan ibadah haji agar diterima oleh Allah. Selain itu, jamaah haji juga harus bersedekah dan memberikan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan sebagai bentuk amal ibadah dan untuk meningkatkan kualitas haji.

Meningkatkan Hubungan Sosial

Meningkatkan hubungan sosial dengan sesama muslimin selama berhaji juga sangat penting. Seorang jamaah haji harus menjaga sopan santun dan menghormati semua orang yang ditemuinya di tanah suci. Selain itu, jangan ragu untuk membantu orang lain yang kesulitan atau bertindak solidaritas ketika ada musibah di sekitar.

Kesimpulan

Dalam menjalankan ibadah haji, setiap muslim harus memperhatikan aspek-aspek yang mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi ibadah, dimensi sosial dan dimensi keuangan. Sebelum berangkat ke tanah suci, pastikan bahwa semua persyaratan sudah terpenuhi agar ibadah bisa dilakukan dengan baik dan diterima oleh Allah. Selain itu, selalu jaga sopan santun dan bantu orang lain selama menjalankan ibadah haji. Jangan sampai haji yang dilakukan hanya menjadi formalitas belaka tanpa pernah menerima rahmat dan ampunan dari Allah.