Skip to content
Home » Haji Yang Mabrur Menurut Muhammadiyah Jurnal

Haji Yang Mabrur Menurut Muhammadiyah Jurnal

Haji merupakan ibadah yang dianggap sangat penting dalam agama Islam. Setiap tahun, jutaan umat muslim dari seluruh dunia melakukan perjalanan ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Namun, hanya haji yang mabrur yang akan diterima oleh Allah SWT. Lalu, apa itu haji yang mabrur menurut Muhammadiyah jurnal?

Pengertian Haji Mabrur

Haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah SWT dan diberikan pahala yang besar kepada orang yang melaksanakannya. Haji mabrur memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:

  • Dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran
  • Dilakukan dengan niat yang ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
  • Dilakukan sesuai dengan aturan dan syariat yang telah ditetapkan
  • Dilakukan tanpa membebani orang lain atau merugikan orang lain dalam prosesnya.

Jika seseorang telah melaksanakan haji dengan ciri-ciri tersebut, maka haji tersebut disebut sebagai haji yang mabrur.

Tata Cara Ibadah Haji

Ibadah haji memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui oleh seorang jamaah haji. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

Ihram

Ihram merupakan tahap pertama dalam ibadah haji. Pada tahap ini, seorang jamaah haji mengenakan pakaian ihram dan membaca niat ihram untuk memulai ibadah haji.

Tawaf

Setelah memasuki Masjidil Haram, jamaah haji melakukan tawaf yang terdiri dari tujuh putaran mengelilingi Ka’bah. Tawaf ini dilakukan dengan memutar ke arah Ka’bah dan membaca doa-doa.

Sa’i

Setelah melakukan tawaf, jamaah haji melakukan sa’i yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah. Sa’i ini dilakukan sebanyak tujuh kali.

Wuquf di Arafah

Setelah melakukan sa’i, jamaah haji melakukan wuquf di Arafah. Wuquf ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah dan merupakan salah satu rukun dari ibadah haji.

BACA JUGA:   Berapa Kali Rasul Ibadah Haji?

Tasyrik

Setelah wuquf di Arafah, jamaah haji melakukan tasyrik yaitu melempar jumrah. Tasyrik ini dilakukan pada hari ke-10, 11, dan 12 Dzulhijjah.

Tawaf Ifadah

Setelah tasyrik, jamaah haji melakukan tawaf ifadah mengelilingi Ka’bah. Tawaf ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah sebelum waktu maghrib.

Menginap di Mina

Setelah tawaf Ifadah, jamaah haji menginap di Mina selama dua atau tiga hari untuk melaksanakan tasyrik.

Tawaf Wada

Setelah selesai melaksanakan tasyrik dan menginap di Mina, jamaah haji harus melakukan tawaf wada sebelum meninggalkan Mekah. Tawaf wada merupakan tawaf terakhir yang dilakukan oleh jamaah haji.

Kesimpulan

Haji yang mabrur menurut Muhammadiyah jurnal adalah haji yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran, dilakukan dengan niat yang ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dilakukan sesuai dengan aturan dan syariat yang telah ditetapkan, dan dilakukan tanpa membebani orang lain atau merugikan orang lain dalam prosesnya. Dalam melaksanakan ibadah haji, seorang jamaah haji harus menempuh berbagai tahapan seperti ihram, tawaf, sa’i, wuquf di Arafah, tasyrik, menginap di Mina, tawaf ifadah, dan tawaf wada. Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi kita semua dalam melaksanakan ibadah haji yang mabrur.