Sa’i, salah satu rukun haji dan umrah, merupakan simbol perjalanan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar mencari air di padang pasir. Melalui tujuh putaran bolak-balik antara bukit Safa dan Marwah, jemaah haji dan umrah meneladani ketabahan, keteguhan, dan keimanan mereka dalam menghadapi tantangan hidup.
Langkah-Langkah Sa’i yang Benar
Pelaksanaan sa’i yang benar dan sesuai tuntunan syariat sangat penting untuk mencapai kesempurnaan ibadah. Berikut langkah-langkahnya:
- Niat: Sebelum memulai sa’i, niatkan di hati dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan sa’i sebagai rukun haji atau umrah.
- Bersih: Pastikan tubuh dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil.
- Mulai dari Safa: Dimulai dari bukit Safa, jemaah harus menaiki bukit hingga terlihat Ka’bah, lalu membaca doa sesuai tuntunan.
- Menuju Marwah: Turun dari bukit Safa, jemaah berjalan menuju Marwah dengan langkah biasa, bukan berlari kencang.
- Berlari antara kedua Tiang: Saat tiba di antara dua tiang (hijr Ismail), diperbolehkan berlari kecil (sya’i) sebagai simbol pencarian air.
- Menuju Safa: Setelah melewati Marwah, jemaah kembali menuju Safa dengan langkah biasa.
- Ulangi tujuh putaran: Seluruh proses di atas diulang sebanyak tujuh putaran, dengan Marwah menjadi titik akhir sa’i.
- Doa: Dianjurkan membaca doa-doa khusus selama melaksanakan sa’i, seperti membaca doa Nabi Ibrahim saat mencari air.
Waktu Pelaksanaan Sa’i
Waktu pelaksanaan sa’i berbeda antara haji dan umrah:
- Haji: Sa’i dilaksanakan setelah thawaf ifadhah (thawaf pertama setelah lontar jumrah) bagi jemaah haji.
- Umrah: Sa’i dilakukan setelah thawaf qudum (thawaf pertama saat kedatangan) bagi jemaah umrah.
Tata Cara Sa’i dalam Islam
Berikut beberapa tata cara yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan sa’i:
- Mengenakan pakaian ihram: Bagi jemaah haji, sa’i dilakukan dengan mengenakan pakaian ihram, sedangkan jemaah umrah dapat mengenakan pakaian biasa.
- Tidak boleh berbicara: Sebaiknya tidak berbicara selama sa’i, kecuali untuk urusan penting.
- Tidak boleh berbuat maksiat: Hindari perbuatan maksiat seperti berbohong, berdusta, bertengkar, dan lain sebagainya.
- Tidak boleh berdesak-desakan: Hindari berdesak-desakan dengan jemaah lainnya.
- Bersih dan rapi: Pastikan keadaan tubuh bersih dan rapi selama melaksanakan sa’i.
Hikmah dan Makna Sa’i
Sa’i mengandung makna dan hikmah yang mendalam bagi setiap jemaah:
- Meneladani keteguhan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar: Melalui sa’i, jemaah meneladani keteguhan hati Nabi Ibrahim dan Siti Hajar dalam mencari air di padang pasir.
- Melepaskan diri dari kesombongan: Sya’i (lari kecil) di antara dua tiang melambangkan pelepasan diri dari kesombongan dan menundukkan diri kepada Allah SWT.
- Mencari keridhaan Allah: Setiap langkah dan doa yang dipanjatkan selama sa’i merupakan bentuk pencarian keridhaan Allah SWT.
- Melatih kesabaran: Sa’i merupakan latihan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan dan tantangan hidup.
- Mendekatkan diri kepada Allah: Melalui ibadah sa’i, jemaah mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampunan serta rahmat-Nya.
Tips dan Persiapan untuk Melaksanakan Sa’i
Berikut beberapa tips dan persiapan untuk melaksanakan sa’i:
- Siapkan fisik dan mental: Pastikan fisik dan mental dalam kondisi prima untuk menghadapi sa’i yang membutuhkan tenaga dan konsentrasi.
- Pelajari rukun dan sunnah sa’i: Pahami dengan benar rukun dan sunnah sa’i agar pelaksanaan ibadah menjadi sempurna.
- Siapkan pakaian dan perlengkapan: Siapkan pakaian yang nyaman dan perlengkapan yang dibutuhkan seperti air minum, makanan ringan, dan obat-obatan.
- Berdoa dan memohon petunjuk Allah: Mintalah petunjuk dan kemudahan dari Allah SWT agar pelaksanaan sa’i berjalan lancar dan penuh keberkahan.
- Bersikap sabar dan tenang: Jaga sikap sabar dan tenang selama pelaksanaan sa’i, hindari emosi dan pertengkaran dengan jemaah lainnya.
Kesimpulan
Sa’i merupakan ibadah yang penuh makna dan hikmah. Dengan memahami rukun, tata cara, dan makna di balik sa’i, jemaah dapat melaksanakan ibadah ini dengan khusyuk dan penuh keberkahan. Semoga Allah SWT meridhoi setiap langkah dan doa yang dipanjatkan selama pelaksanaan sa’i.