Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat. Akan tetapi, melaksanakan haji bukan hanya sekadar menunaikan ritual, tetapi juga menjaga kemabruran haji agar ibadah tersebut diterima di sisi Allah SWT. Dalam konteks ini, sejumlah buku telah ditulis untuk membahas pentingnya menjaga kemabruran haji, memberikan pedoman, serta menyajikan pengalaman dari umat Muslim yang telah menjalani ibadah ini. Artikel ini akan membahas berbagai aspek yang terkandung dalam buku-buku tersebut.
Apa Itu Kemabruran Haji?
Kemabruran haji merujuk pada penerimaan ibadah haji oleh Allah SWT. Dalam hadis, disebutkan bahwa haji yang mabrur adalah haji yang dilakukan dengan ikhlas, mematuhi ajaran Islam, serta disertai amal saleh. Hal ini mengindikasikan bahwa niat dan cara pelaksanaan ibadah haji sangat menentukan apakah ibadah tersebut akan mabrur atau tidak.
Definisi dan Makna Mabrur
Secara etimologis, kata ‘mabrur’ berasal dari bahasa Arab yang berarti diterima. Dalam konteks haji, mabrur diartikan sebagai haji yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan perhatian yang tinggi pada semua aturan dan syaratnya. Haji yang mabrur adalah haji yang membuahkan kebaikan dan mengubah diri menuju kesalehan setelah kembali dari tanah suci.

Pentingnya Menjaga Kemabruran Haji
Menjaga kemabruran haji sangat penting karena haji yang diterima akan membawa dampak besar dalam kehidupan seseorang. Dalam banyak buku, pentingnya menjaga kemabruran haji diuraikan dari berbagai aspek, antara lain:
-
Akhlak yang Baik
Haji mabrur akan membentuk akhlak seseorang, meningkatkan kesadaran spiritual dan moral. Setelah haji, seseorang diharapkan menjadi lebih baik dalam bersikap dan berperilaku, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitar. -
Taqwa dan Ibadah
Salah satu tujuan haji adalah mencapai tingkat taqwa yang lebih tinggi. Banyak buku menjelaskan bahwa haji yang mabrur bisa meninggalkan bekas spiritual yang mendalam, mendorong seseorang untuk lebih banyak beribadah dan meningkatkan kualitas ibadah harian. -
Keberkahan Hidup
Ibadah haji yang mabrur diyakini membawa keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dicontohkan dalam banyak kisah nyata dari para jemaah yang merasakan perubahan positif setelah menunaikan haji.
Buku-buku tentang Menjaga Kemabruran Haji
Di pasaran terdapat berbagai buku yang mengupas tuntas tentang cara menjaga kemabruran haji. Buku-buku ini tidak hanya mencakup teori, tetapi juga pengalaman, tips praktis, dan panduan dari para ulama. Berikut beberapa buku yang banyak dirujuk dalam pembahasan ini:
1. Haji Mabrur: Panduan Lengkap Menuju Tanah Suci
Buku ini ditulis oleh seorang ulama terkemuka dan menawarkan panduan dari A sampai Z tentang ibadah haji. Isinya mencakup syarat dan rukun haji, serta bagaimana menjaga agar haji kita tetap mabrur melalui niat yang tulus dan pelaksanaan yang sesuai syari’at.
2. Tafsir Haji: Membaca Makna Mabrur dalam Aksi
Melalui buku ini, penulis membahas hikmah dan makna di balik setiap langkah dalam pelaksanaan haji. Di setiap bagiannya, dia menyediakan contoh nyata dari pengalaman orang-orang yang telah melaksanakan haji serta bagaimana mereka menjaga kemabruran tersebut.
3. Haji dan Kehidupan Spiritual: Menyempurnakan Ibadah
Buku ini menghubungkan antara perjalanan haji dengan kehidupan spiritual sehari-hari. Penulis menyarankan pola pikir dan kebiasaan sehari-hari yang harus diubah untuk menjaga kemabruran haji.
4. Buku Doa dan Dzikir Sepanjang Perjalanan Haji
Dalam menjalankan haji, banyak buku doa yang memberikan panduan tentang berbagai doa yang sebaiknya dibaca selama perjalanan. Fokus buku ini adalah memperkuat hubungan dengan Allah agar haji senantiasa mabrur.
Pelaksanaan Haji dengan Niat yang Ikhlas
Salah satu tema utama dalam buku-buku yang membahas kemabruran haji adalah kepentingan niat yang ikhlas. Niat yang tulus untuk melaksanakan haji karena Allah merupakan langkah awal yang krusial. Beberapa buku menekankan agar setiap calon jemaah mengoreksi niatnya sebelum berangkat, menjauhkan diri dari segala bentuk riya (pamer) dan mencari pujian dari orang lain.
Memahami Kembali Niat Sebelum Berangkat
Buku-buku ini mendorong jemaah untuk merenungkan kembali niat mereka dan memahami makna dari ibadah tersebut. Niat yang ikhlas ini akan menjadi penguat bagi jemaah dalam menghadapi berbagai tantangan saat ibadah, seperti cuaca, kerumunan, dan kelelahan fisik.
Etika dan Adab Selama Menunaikan Haji
Selama menjalani ibadah haji, ada etika dan adab tertentu yang harus dijaga. Buku-buku yang membahas kemabruran haji sering kali menyertakan panduan tentang bagaimana berperilaku dan bersikap pada sesama jemaah serta penduduk lokal.
Menjaga Sikap Positif
Sikap positif sangat menentukan kelancaran ibadah. Banyak contoh dari pengalaman jemaah yang merasakan betapa berartinya sikap sabar, berbagi, dan menciptakan suasana yang harmonis terlepas dari banyaknya kegiatan dan keramaian.
Kesadaran Sosial
Berbagai buku juga mengingatkan tentang pentingnya kesadaran sosial, baik terhadap sesama jemaah maupun masyarakat di sekitar Makkah dan Madinah. Beramal dan berkontribusi pada sesama, baik dalam bentuk sedekah atau kontribusi sosial, dianggap sebagai bentuk menjalankan haji yang mabrur.
Praktik Setelah Kembali dari Haji
Salah satu bahasan penting dalam buku-buku tentang kemabruran haji adalah praktik yang harus dilakukan setelah kembali dari haji. Kembali ke aktivitas sehari-hari bukan berarti kita melupakan pengalaman berharga selama haji.
Mempertahankan Kualitas Ibadah
Buku-buku ini sering menekankan pentingnya mempertahankan kualitas ibadah setelah kembali, termasuk memperbanyak shalat, membaca Al-Qur’an, dan melaksanakan ibadah sunnah. Pengalaman haji yang mabrur diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ibadah harian.
Membangun Komunitas
Setelah haji, banyak buku menyarankan untuk berbagi pengalaman haji kepada komunitas. Membangun sistem dukungan, baik melalui kelompok kajian atau organisasi sosial, akan membantu membagikan hikmah dan pelajaran berharga dari haji kepada orang lain.
Secara keseluruhan, menjaga kemabruran haji adalah proses yang berkesinambungan, yang dimulai dari niat yang ikhlas, dilakukan dengan cara yang benar, serta dilanjutkan dengan praktik kehidupan sehari-hari pasca-haji. Buku-buku sebagai sumber informasi dan panduan dapat membantu dalam perjalanannya.
