Baitullah atau Masjid Al-Haram yang berada di Mekkah, Arab Saudi menjadi pusat ibadah umat Islam. Setiap tahunnya, puluhan ribu umat Islam dari berbagai negeri di dunia datang ke sana untuk menunaikan ibadah haji. Saat ini, kegiatan ibadah haji telah dibuka kembali setelah sempat ditutup selama beberapa bulan akibat pandemi Covid-19.
Bagi Anda yang akan menunaikan ibadah haji, penting untuk mengetahui semua persiapan dan rincian terkait ibadah haji agar dapat menjalankannya dengan baik dan mudah. Di artikel ini, kami akan memberikan panduan lengkap bagi calon jamaah haji untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Persiapan Sebelum Berangkat
Sebelum berangkat menunaikan ibadah haji ke Baitullah, ada beberapa persiapan yang penting untuk dilakukan, antara lain:
- Mendaftar pada penyelenggara ibadah haji terpercaya
- Menyiapkan dokumen persyaratan perjalanan, seperti paspor dan visa
- Menyiapkan perlengkapan pribadi yang dibutuhkan, seperti baju ihram, sandal, dan obat-obatan
- Menyusun rencana keuangan untuk biaya ibadah haji dan penginapan
- Menjaga kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh
Pelaksanaan Ibadah Haji
Ibadah haji terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, antara lain:
Ihram
Setelah sampai di Mekkah, calon jamaah haji harus memakai baju ihram dan melafalkan niat ihram. Baju ihram terdiri dari dua lembar kain yang dijahit tanpa jahitan pada bagian tengah. Pada saat memasuki Masjid Al-Haram, calon jamaah haji harus mengucapkan talbiyah:
"La bayka Allahumma labbayk, la bayka laa syariika laka labbayk, Innal hamda wan-ni’mata laka wal muka laa syariika lak"
Artinya, "Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu."
Tawaf
Setelah memakai baju ihram dan melafalkan niat ihram, calon jamaah haji akan melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Tawaf dimulai dari sudut Hajar Aswad dan berakhir di sudut yang sama.
Sa’i
Setelah melakukan tawaf, calon jamaah haji melakukan ‘sa’i’, yaitu berjalan sebanyak tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah. ‘Sa’i’ mengingatkan kita kepada kisah Siti Hajar yang mencari air untuk putranya, Nabi Ismail.
Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah merupakan bagian yang sangat penting dalam ibadah haji. Calon jamaah haji harus berada di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dan wajib berada di sana dari zhuhur hingga maghrib. Wukuf di Arafah merupakan momen untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Mabit di Muzdalifah
Setelah wukuf di Arafah, calon jamaah haji melakukan mabit di Muzdalifah dan mengambil bebatuan untuk melontarkan ke Jamrah Aqabah pada hari berikutnya.
Mena dan Lontar Jumrah
Pada hari pertama Idul Adha, calon jamaah haji melakukan ‘mena’, yaitu melontarkan batu pada Jamrah Aqabah. Setelah itu, calon jamaah haji dibolehkan memotong atau mencukur rambut.
Tawaf Ifadhah
Setelah mena, calon jamaah haji melakukan tawaf Ifadhah dan sa’i. Tawaf Ifadhah dilakukan sebanyak tujuh kali sekeliling Ka’bah.
Akhir dari Ibadah Haji
Setelah menyelesaikan rangkaian tawaf Ifadhah dan sa’i, calon jamaah haji diwajibkan untuk melontarkan batu pada ketiga jamrah (Jamrah Aqabah, Jamrah Wustha, dan Jamrah Ula). Setelah itu, haji sudah selesai dan calon jamaah haji boleh meninggalkan Mekkah.
Kesimpulan
Ibadah haji ke Baitullah merupakan momen yang sangat berharga bagi umat Islam. Sebelum menunaikan ibadah haji, calon jamaah haji harus melakukan persiapan yang matang terkait dokumen perjalanan, perlengkapan pribadi, dan rencana keuangan. Selama ibadah haji, calon jamaah haji akan melakukan rangkaian kegiatan, antara lain Ihram, Tawaf, Sa’i, Wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, Mena dan Lontar Jumrah, Tawaf Ifadhah, dan melontarkan batu pada ketiga jamrah. Dengan panduan lengkap ini, diharapkan calon jamaah haji dapat menunaikan ibadah haji dengan baik dan khusyu’.