Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima dan menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Salah satu cara untuk melaksanakan haji adalah dengan metode Qiron, yang menggabungkan ibadah umrah dan haji dalam satu perjalanan. Artikel ini akan membahas langkah-langkah serta urutan cara mengerjakan ibadah haji secara Qiron dengan detail yang jelas.
Apa Itu Haji Qiron?
Haji Qiron adalah metode ibadah haji di mana seorang jemaah melakukan umrah dan haji dalam satu transaksi atau niat, dengan tidak memisahkan kedua ibadah tersebut. Hal ini berbeda dengan Haji Ifrod (haji saja) dan Haji Tamattu’ (umrah terlebih dahulu lalu haji). Jemaah haji yang melaksanakan Qiron harus memakai miqat, melakukan tawaf, sa’i, dan tetap melaksanakan seluruh rukun haji seperti jemaah yang lainnya.

Persiapan Sebelum Berangkat
1. Niatan dan Persiapan Mental
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, niatan yang kuat dan persiapan mental sangat penting. Jemaah harus memperbaharui niat untuk melakukan haji Qiron dengan tulus karena Allah. Mengkaji ilmu tentang pelaksanaan haji dan umrah, serta mempersiapkan mental menghadapi perjalanan panjang akan sangat membantu dalam melaksanakan ibadah ini dengan baik.
2. Persiapan Fisik dan Kesehatan
Mengingat perjalanan haji memerlukan kondisi fisik yang prima, calon jemaah disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan berolahraga secara rutin sebelum berangkat. Mengkonsumsi makanan bergizi juga penting untuk menjaga stamina selama berada di Tanah Suci.
3. Pengurusan Dokumen dan Keberangkatan
Calon jemaah haji perlu memastikan seluruh dokumen seperti paspor, visa haji, dan surat-surat penting lainnya sudah lengkap. Mencari informasi tentang rute perjalanan, penginapan, serta kelompok atau rombongan yang akan ikut sangat memudahkan saat berada di Tanah Suci.
Menjalankan Ibadah Haji Qiron
Setelah sampai di Tanah Suci, pelaksanaan ibadah haji Qiron dilakukan dalam urutan tertentu sebagai berikut:
1. Miqat
Miqat adalah batas tertentu di mana jemaah haji harus memulai niat ihram. Untuk jemaah yang datang dari Indonesia, miqat yang digunakan biasanya adalah Juhfah atau Qarnul Manazil. Tanpa melalui miqat, ibadah haji dianggap tidak sah. Saat di miqat, jemaah mengenakan pakaian ihram dan mengucapkan niat haji serta umrah secara bersamaan.
2. Menjalankan Ihram
Setelah menentukan miqat, jemaah selanjutnya mengenakan pakaian ihram. Laki-laki mengenakan dua lembar kain putih tidak berjahitan dan perempuan mengenakan pakaian longgar yang tidak menarik perhatian, sambil menyatakan niat haji Qiron. Pakaian ihram melambangkan kesetaraan dan kesederhanaan di hadapan Allah.
3. Tawaf Qudum
Setelah memasuki Masjidil Haram, jemaah melaksanakan tawaf Qudum, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Selama tawaf, jemaah disunahkan untuk memperbanyak doa dan ibadah. Posisi Ka’bah harus selalu di sebelah kiri jemaah selama tawaf berlangsung.
4. Sa’i antara Safa dan Marwah
Setelah tawaf, langkah selanjutnya adalah melaksanakan sa’i, yaitu berjalan antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Di sini, jemaah diingatkan akan perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim, dalam mencari air untuk anaknya, Nabi Ismail. Jemaah dianjurkan untuk membaca doa dan berdzikir selama sa’i.
5. Tahallul
Setelah menyelesaikan sa’i, jemaah diperbolehkan untuk melakukan tahallul atau mencukur rambut baik sebagian untuk laki-laki atau memotong sebagian poni untuk perempuan. Hal ini menandakan bahwa jemaah telah menyelesaikan umrah dan boleh memulangkan diri ke keadaan normal sebelum menjalani tahapan haji.
Pelaksanaan Rangkaian Haji
1. Arafah
Hari yang paling utama dalam pelaksanaan haji adalah Hari Arafah. Jemaah harus berangkat menuju Padang Arafah dan menghabiskan waktu di sana dengan berdoa dan berdzikir. Pada hari ini, jemaah hadir di tempat yang dikenal sebagai tempat turunnya wahyu. Menghabiskan waktu dengan khusyuk dan teratur akan mendapatkan keutamaan yang sangat besar.
2. Muzdalifah
Setelah waktu Dzuhur sampai Maghrib, jemaah berpindah ke Muzdalifah untuk mengumpulkan kerikil yang akan digunakan untuk melontar jumrah. Malam di Muzdalifah biasanya dihabiskan dengan beribadah dan beristirahat sebelum melanjutkan aktivitas keesokan harinya.
3. Melempar Jumrah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah harus kembali ke Mina untuk melempar jumrah di tiga jamrah, dimulai dari Jumrah Aqabah. Pasca melempar jumrah, jemaah akan melakukan penyembelihan hewan qurban, di mana hewan qurban biasanya berupa kambing, sapi, atau unta tergantung pada kemampuan jemaah.
4. Tawaf Ifadah
Setelah melempar jumrah dan menyembelih hewan qurban, jemaah kembali ke Mekah untuk melaksanakan Tawaf Ifadah. Tawaf ini merupakan salah satu rukun penting haji, dan dilakukan sebanyak tujuh kali mengelilingi Ka’bah dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri.
5. Sa’i Haji
Setelah Tawaf Ifadah, jemaah kembali melaksanakan sa’i antara Safa dan Marwah sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji. Sa’i ini memiliki hukum yang sama dengan sa’i umrah yang dilakukan di awal, sehingga jemaah akan kembali mengulang langkah ini.
6. Tawaf Wada
Sebagai langkah penutup, jemaah dikhususkan untuk melakukan tawaf wada atau tawaf perpisahan sebelum meninggalkan Tanah Suci. Tawaf ini menunjukkan rasa syukur dan hormat kepada Allah atas kesempatan untuk hadir dan melaksanakan ibadah haji.
Teknik dan Doa Selama Ibadah
Selama pelaksanaan ibadah haji Qiron, ada beberapa doa dan dzikir yang sangat dianjurkan. Diantaranya:
- Membaca doa niat ihram.
- Doa ketika tawaf.
- Doa saat sa’i antara Safa dan Marwah.
- Doa dalam menghadapi Hari Arafah di Padang Arafah.
Menjaga ibadah dan niat agar tetap fokus kepada Allah sepanjang perjalanan adalah hal yang wajib dilakukan.
Kesimpulan
Ibadah haji Qiron merupakan metode yang sangat bermanfaat bagi jemaah yang ingin melaksanakan umrah dan haji dalam satu kesempatan. Dengan mengikuti langkah-langkah dan urutan yang telah dijelaskan, diharapkan jemaah dapat melaksanakan ibadah dengan tertib, penuh hikmah, dan tentunya mendapatkan ridha dari Allah SWT.
