Sebuah sejarah singkat tentang ibadah haji yang bermula pada masa Nabi Adam mulai diungkapkan dalam tulisan ini. Ibunda kita, Hawa, ditinggalkan oleh Nabi Adam untuk mencari air sejuk di daerah Mekah, tempat mereka tinggal kala itu. Hawa merindukan air yang sejuk, namun Nabi Adam merasa kesulitan untuk memenuhinya.
Dalam pencarian air tersebut, Nabi Adam akhirnya menemukan sebuah bukit yang terasa sangat familiar. Dia sepertinya melihat bukit tersebut dalam mimpinya. Karena merasa yakin, Nabi Adam pun mendekati bukit tersebut dan menemukan air yang jernih di dalamnya.
Ketika Nabi Adam dan Hawa kembali ke rumah mereka, mereka menceritakan pengalaman tersebut dan mengajak anak-anak mereka untuk mengunjungi air tersebut. Semakin banyak orang yang datang dan memanfaatkan air tersebut, ternyata semakin banyak dosa-dosa yang mereka lakukan. Setelah melihat adanya ketidakadilan pada manusia, Allah pun mengirimkan malaikat Jibril untuk memberikan petunjuk tentang ibadah haji.
Sejak saat itu, ibadah haji menjadi sebuah tradisi bagi umat manusia. Orang dari seluruh penjuru dunia datang ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Meski tradisi ini sudah berlangsung ribuan tahun, namun masih banyak orang yang belum memahami makna sebenarnya dari ibadah haji.
Ibadah haji bukan hanya tentang melakukan ritual-ritual yang telah ditentukan, tetapi juga tentang menghambakan diri kepada Allah. Hal ini ditunjukkan dengan menunjukkan niat dan kesediaan untuk melaksanakan ibadah haji secara sungguh-sungguh. Selain itu, orang yang menunaikan ibadah haji juga harus bisa bersikap tawadhu (rendah hati), serta bersikap ikhlas dan bertaqwa.
Maksud dari pelaksanaan ibadah haji pada masa Nabi Adam adalah dorongan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri kita sebagai umat manusia. Di dalam ibadah haji, kita seharusnya selalu mengingat bahwa kita semua berasal dari Adam dan Hawa, serta mencoba memperbaiki diri kita agar menjadi lebih baik lagi.
Kesimpulannya, ibadah haji pada masa Nabi Adam bukanlah hanya sekedar melakukan ritual, tetapi juga melibatkan perubahan sikap dan meningkatkan kualitas diri kita. Kita harus selalu ingat bahwa kita sebagai umat manusia adalah sama, dan selalu berusaha untuk menjadi baik dan menebarkan kebaikan ke seluruh dunia.