Tawaf adalah salah satu ritual penting dalam pelaksanaan ibadah Haji dan Umrah. Dalam proses tawaf, jemaah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dan melakukan serangkaian doa dan zikir. Namun, mungkin banyak yang bertanya, "Tawaf haji berapa kali?" Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai jumlah tawaf, jenis-jenisnya, serta tata cara dan makna di balik ritual ini.
Pengertian Tawaf
Tawaf berasal dari bahasa Arab yang berarti mengelilingi atau berputar. Dalam konteks haji dan umrah, tawaf berarti mengelilingi Ka’bah di Masjidil Haram di Mekah. Ka’bah adalah bangunan suci yang dianggap sebagai arah kiblat bagi umat Islam selama salat. Ritual tawaf merupakan salah satu simbol ketaatan dan penyerahan diri kepada Allah.
Tawaf dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan, dan menunjukkan kecintaan kepada-Nya. Ini adalah bagian dari sebuah ibadah yang penuh dengan makna spiritual.

Jumlah Tawaf dalam Haji
Dalam pelaksanaan ibadah Haji, jemaah diwajibkan melakukan tawaf sebanyak tujuh kali. Tawaf ini dikenal dengan nama Tawaf Ifadah, yang merupakan salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan. Tawaf Ifadah dilakukan setelah jemaah melakukan wuquf di Arafah dan menginap di Muzdalifah. Tawaf Ifadah dilaksanakan pada hari-hari tasyrik, setelah jemaah kembali dari Mina.
Jenis-Jenis Tawaf
Selain tawaf ifadah, ada beberapa jenis tawaf lainnya yang perlu diperhatikan:
-
Tawaf Qudum: Ini adalah tawaf yang dilakukan saat pertama kali tiba di kota Mekah. Tawaf ini tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk menyambut kedatangan jemaah di tanah suci.
-
Tawaf Ifadah: Tawaf ini adalah tawaf yang dilakukan setelah wuquf di Arafah. Tawaf Ifadah merupakan wajib hukumnya dan menjadi salah satu rukun Haji.
-
Tawaf Wada: Tawaf yang dilakukan pada akhir pelaksanaan haji sebelum meninggalkan Mekah. Tawaf ini juga dikenal sebagai tawaf perpisahan dan terasa sangat emosional bagi para jemaah.
-
Tawaf Sunnah: Tawaf ini bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, asal masih di dalam kawasan Masjidil Haram. Tawaf sunnah ini dapat dilakukan setelah salat ataupun pada waktu-waktu tertentu yang dianggap baik.
-
Tawaf Nasu: Tawaf ini ditujukan untuk mereka yang tidak melaksanakan haji tetapi ingin beribadah. Ini sama artinya dengan tawaf sunnah, yang bisa dilakukan kapan saja.
Tata Cara Melakukan Tawaf
Tawaf memiliki tata cara tertentu yang harus diikuti oleh jemaah. Di bawah ini adalah langkah-langkah untuk melakukan tawaf:
-
Niat: Sebelum memulai tawaf, jemaah perlu berniat untuk tawaf. Niat ini bisa dalam hati dan tidak perlu diucapkan.
-
Menghadap Ka’bah: Jemaah harus memulai tawaf dari sudut Hajar Aswad, yang terletak di salah satu sisi Ka’bah. Saat mulai, jemaah diharapkan untuk mengucapkan "Bismillah" dan "Allahu Akbar" ketika menyentuh atau mengarahkan pandangan kepada Hajar Aswad.
-
Mengelilingi Ka’bah: Jemaah harus melakukan saiklus tujuh kali dalam arah berlawanan dengan jarum jam. Setiap kali mengelilingi Ka’bah, jemaah disarankan untuk membaca doa dan zikir.
-
Doa dan Zikir: Di antara setiap putaran tawaf, jemaah disarankan untuk memanjatkan doa. Tidak ada doa khusus yang ditentukan, sehingga jemaah bisa berdoa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka.
-
Menutup Tawaf: Setelah menyelesaikan tujuh putaran, jemaah disarankan untuk melaksanakan salat sunnah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, jika memungkinkan. Jika tidak, salat bisa dilakukan di area Masjidil Haram.
Makna Spiritual Tawaf
Tawaf memiliki makna spiritual yang dalam. Setiap putaran tawaf bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga mengandung banyak aspek keagamaan dan spiritual. Berikut adalah beberapa maknanya:
-
Pengakuan Akan Kebesaran Allah: Dengan mengelilingi Ka’bah, jemaah menegaskan pengakuan mereka atas kebesaran dan kekuasaan Allah. Ka’bah sebagai pusat ibadah menjadi lambang persatuan umat Islam dalam menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
-
Ritual Kesatuan: Tawaf juga menjadi simbol kesatuan umat Islam, di mana jemaah dari berbagai belahan dunia berkumpul untuk melaksanakan ritual yang sama. Ini menunjukkan solidaritas dan persatuan umat dalam menjalankan ibadah.
-
Persepsi Spiritual: Tawaf sebagai gerakan melingkar dimaknai sebagai simbol perjalanan kehidupan manusia yang selalu berusaha mencari keridhaan dan kebahagiaan di dekat Sang Pencipta.
-
Pembersihan Diri: Melalui tawaf, jemaah diharapkan bisa membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan. Ini adalah momen introspeksi dan refleksi atas hidup yang dijalani.
Tawaf Dalam Konteks Umrah
Seperti halnya haji, tawaf juga merupakan ritual yang sangat penting dalam ibadah umrah. Dalam umrah, jemaah juga melakukan tawaf sebanyak tujuh kali, dan tawaf ini dikenal dengan nama Tawaf Umrah. Walaupun umrah tidak seharusnya dilakukan pada waktu tertentu seperti haji, tawaf dalam umrah tetap memiliki makna yang sama dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Perbedaan Haji dan Umrah
Meskipun keduanya melibatkan tawaf, terdapat perbedaan mendasar antara haji dan umrah:
- Waktu Pelaksanaan: Haji adalah ibadah yang dilakukan pada bulan Zulhijjah, sedangkan umrah dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun.
- Wajib vs. Sunnah: Haji adalah ibadah wajib bagi setiap Muslim yang mampu, sedangkan umrah adalah sunnah, meskipun sangat dianjurkan.
- Ritual Tambahan: Haji memiliki lebih banyak ritual dan rukun dibandingkan umrah. Tawaf hanya satu bagian dari rangkaian lengkap ibadah haji.
Dengan pemahaman mengenai tawaf secara mendalam, diharapkan para jemaah dapat melaksanakan ibadah haji dan umrah dengan lebih khusyuk dan penuh makna. Tawaf adalah saat yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon pengampunan, serta memperkuat iman.
