Berangkat umroh merupakan salah satu momen sakral yang selalu dinantikan oleh umat Muslim. Umroh dianggap sebagai simbol penghambaan kepada Allah serta kesempatan untuk memperbarui iman dan spiritualitas. Tak hanya ritual dan doa yang harus dipersiapkan, tetapi juga berbagai ucapan dan do’a saat berangkat umroh, terutama dalam budaya Jawa. Di bawah ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai ucapan berangkat umroh dalam bahasa Jawa, tradisi yang menyertainya, serta makna di baliknya.
1. Makna Berangkat Umroh
Umroh, meskipun bukan merupakan rukun Islam, memiliki makna yang sangat dalam bagi umat Muslim. Secara harfiah, umroh berarti "mengunjungi" dan dalam konteks ini, mengunjungi Baitullah di Mekkah. Kelebihan umroh adalah bahwa seseorang dapat melaksanakannya kapan saja sepanjang tahun, berbeda dengan haji yang memiliki waktu tertentu.
Dalam budaya Jawa, keberangkatan umroh bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga diisi dengan nilai-nilai spiritual yang kental. Ucapan berangkat umroh dalam bahasa Jawa seringkali mencerminkan harapan dan doa positif bagi mereka yang berangkat.

2. Ucapan Berangkat Umroh dalam Bahasa Jawa
Berikut adalah beberapa contoh ucapan yang sering digunakan ketika seseorang berangkat umroh dalam bahasa Jawa:
-
"Selamet berangkat Umroh, semoga ibadahmu diterima Allah."
Dalam ucapan ini, tersirat harapan agar segala amal ibadah yang dilakukan selama di Tanah Suci diterima oleh Allah. -
"Mugi-mugi perjalananmu lancar lan sinergi ingkang kulo ucapake, Bismillah."
Ucapan ini menunjukkan harapan agar perjalanan yang akan ditempuh berlangsung lancar dan dipenuhi berkah serta keridhaan Allah. -
"Ngaturaken sugeng tindak, kadya ingkang dikepengini, lan dikecapake ngantos Bali."
Di sini, terdapat harapan agar umat Muslim yang berangkat umroh dapat merasakan pelaksanaan ibadah dengan baik dan kembali ke tanah air dengan selamat.
Ucapan-ucapan ini menunjukkan kearifan lokal dan nuansa budaya Jawa yang sangat kaya, yang tidak hanya fokus pada ritualisme tapi juga spiritualitas.
3. Tradisi Sebelum Berangkat Umroh
Sebelum berangkat umroh, masyarakat Jawa memiliki beberapa tradisi yang sering dilakukan untuk memohon berkah dan kelancaran. Berikut adalah beberapa tradisi yang umum dilakukan:
a. Doa Bersama Keluarga
Sebelum keberangkatan, sering kali keluarga dan kerabat berkumpul untuk mengadakan doa bersama. Hal ini bertujuan untuk meminta restu kepada Tuhan dan mohon dilindungi selama perjalanan.
b. Selamatan
Dalam beberapa kasus, diadakan acara selamatan yang diisi dengan doa dan hidangan khas. Selamatan ini sebagai bentuk syukur atas kesempatan berangkat umroh sekaligus permohonan keselamatan.
c. Pemberian Seserahan
Sebelum berangkat, sering kali pihak keluarga akan memberikan seserahan, berupa uang atau barang yang akan digunakan selama ibadah. Ini adalah simbol dukungan keluarga bagi orang yang akan menunaikan ibadah.
4. Doa-doa yang Dipanjatkan
Saat berangkat umroh, banyak doa yang dipanjatkan oleh jamaah, baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Jawa. Dalam konteks bahasa Jawa, beberapa doa yang sering diucapkan antara lain:
- "Ya Allah, panjangkan umurku, beri aku kesempatan untuk kembali lagi ke Baitullah."
- "Mugi lelakone slamet lan urip tentrem."
Doa-doa ini mengungkapkan harapan dan kekhusukan dari seorang jamaah yang akan menunaikan ibadah umroh. Selain itu, dalam budaya Jawa, doa merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan memohon izin serta keberkahan.
5. Makna di Balik Ucapan Berangkat Umroh
Ucapan berangkat umroh dalam bahasa Jawa mengandung banyak makna yang dalam. Secara umum, ucapan tersebut mencerminkan beberapa nilai berikut:
a. Persatuan
Ucapan seperti selamat berangkat umroh biasanya diucapkan oleh teman, keluarga, dan masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan rasa solidaritas dan persatuan, di mana seseorang tidak berangkat sendiri melainkan didukung oleh orang-orang terdekat.
b. Doa dan Harapan
Ucapan tersebut mengandung harapan agar perjalanan umroh lancar serta ibadah yang dilaksanakan diterima Allah. Ini mencerminkan tradisi Jawa yang sangat religius, di mana doa dianggap sebagai bentuk interaksi langsung dengan Tuhan.
c. Rasa Syukur
Banyak dari ucapan tersebut juga mencerminkan rasa syukur, baik kepada Tuhan maupun kepada orang-orang yang berperan dalam keberangkatan tersebut. Rasa syukur ini penting dalam konteks budaya Jawa yang selalu mengedepankan nilai-nilai kebaikan dan penghargaan.
6. Perjalanan Umroh dalam Budaya Jawa
Tak hanya ucapan dan doa, budaya Jawa juga melihat perjalanan umroh sebagai bentuk pengembangan spiritual. Beberapa pandangan dalam budaya Jawa mengenai umroh antara lain:
a. Transformasi Spiritual
Perjalanan umroh diharapkan bisa membawa perubahan dalam diri seseorang, baik secara spiritual maupun moral. Setelah pulang dari umroh, jamaah diharapkan menjadi lebih baik, lebih sabar, dan lebih taat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
b. Pembelajaran
Selama berada di Tanah Suci, jamaah akan mengalami banyak pelajaran berharga, baik dari segi ritual maupun interaksi dengan sesama manusia. Hal ini sering kali diceritakan saat kembali ke tanah air dan menjadi inspirasi bagi orang lain untuk menjalankan ibadah serupa.
c. Heritage dan Identitas
Untuk masyarakat Jawa, menjalankan umroh adalah bagian dari heritage dan identitas sebagai Muslim. Proses dan tradisi yang diteruskan dari generasi ke generasi menjadi salah satu bentuk kebanggaan budaya lokal.
Penutup
Berangkat umroh adalah sebuah perjalanan spiritual yang sangat berarti bagi umat Islam, khususnya dalam konteks budaya Jawa. Ucapan dalam bahasa Jawa memberikan sentuhan yang kaya akan nilai-nilai religius dan budaya, yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa. Dengan kombinasi tradisi, doa, dan harapan yang mendalam, keberangkatan menuju Tanah Suci menjadi momen yang penuh makna, harapan, serta pengharapan agar setiap ibadah yang dilakukan dapat diterima oleh Allah.
